Kenapa Harus Membuat Desain Brosur Makanan Profesional
Siang setelah kamu bekerja setengah hari dan masuk jam istirahat, juga ketika kamu bekerja penuh hari itu dan kaki kamu mulai melangkah ke warung/restoran terdekat juga mungkin kamu ke kios-kios cepat saji, maka berjejer dengan terlihat brosur makanan saling sahut menyahut memanggil kamu agar mengambilnya.
Sahutan-sahutan brosur tersebut mungkin tidak kamu indahkan, namun terkadang ada salah satu diantaranya yang mata kamu tidak melepas, terpagut.
Jenis desain brosur inilah yang akan kita bahas, bahwa diantara semua brosur makanan yang berjejer, brosur kamu harus standout untuk mendapatkan first impression dari mata pembaca.
Jika brosur kamu tidak terkelola desainnya dengan yang baik, tempat terakhir brosur kamu bukan di kantong pembaca melainkan di tong sampah.
Maka desain brosur promo tersebut haruslah dibuat dengan seefektif dan sebagus mungkin, sehingga konsumen langsung tertarik ketika pertama kali melihatnya.
Keuntungan Desain Brosur Makanan Profesional
Ada banyak keuntungan yang didapat dari desain brosur makanan profesional, salah satu diantaranya adalah image profesionalitas, baik dari penilaian penyajian makanan maupun makanan itu sendiri.
Bisnis makanan meliputi banyak aspek indra, sentuh, penglihatan, penciuman, serta rasa, keseluruhan indra tersebut haruslah diserap pada brosur yang kamu desain.
Secara keseluruhan penataaan brosur hanya memainkan indra visual, maka manipulasi indra lain harus dilakukan, contoh terbaik adalah dengan memainkan pesan subliminal copywriting dengan image yang menggiurkan, maka daya khayal si pembaca lebih terangsang.
Hal ini semua harus dikerjakan secara profesional, jika kamu mengerjakannya asal-asalan maka efek yang ditimbulkan hanya kerugian, baik secara materiil karena menghabiskan dana untuk mencetak, maupun immateriil karena persepsi pembaca berbalik arah negatif ketimbang positif.
Jika suatu brosur terlihat lebih profesional dan terdistribusi, brosur iklan tersebut akan menemukan momentumnya dari buzzworth (desas-desus) secara positif.
Cara Untuk Membuat Desain Profesional
Ada berbagai cara untuk menjadikan brosur terlihat tampak lebih profesional, seperti menyerahkan project brosur kepada desainer profesional atau fotografer spesialis makanan untuk di reka ulang penataan layout variasi makanan yang kamu sajikan.
Namun jika kamu terbatas dana dan ingin mengerjakannya sendiri, berikut beberapa cara yang harus kamu coba untuk membuat desain terlihat lebih profesional :
Membuat Draft Desain (Resume) dari Beberapa Brosur
Cara pertama adalah dengan memilah dan memilih contoh-contoh brosur yang kamu rasa terbaik untuk variasi makanan tertentu, setelah kamu memilih yang harus dilakukan adalah dengan melakukan resume.
Dengan melakukan resume pada brosur contoh, kamu akan menemukan kekurangan dan kelebihan pada suatu jenis brosur, apakah image yang kurang cocok, font yang kurang pas, maupun layout yang sesuai.
Hal ini membantu kamu agar kamu tidak berada pada titik dasar dalam mendesain brosur makanan yakni brainstorming, kamu harus membuat draft desain awal tanpa ada contoh, hanya brief dari klien kamu, atau ide kamu sendiri.
Dengan resume ini pekerjaan kamu lebih simple dan mudah, cari brosur, resume kelebihan dan kekuran, olah tampilan draft, dan olah pada software grafis.
Salah satu caranya adalah membedah berbagai contoh brosur dan jenis industri yang beragam. Dengan keragaman tersebut kamu bisa mengambil inspirasi jenis-jenis brosur yang cocok untuk kamu eksekusi.
Teknik ATM
Teknik ini juga bisa kamu lakukan selain proses resume, sama dengan prose draft desain resume, bahwa kamu harus mengumpulkan beberapa contoh desain brosur makanan terbaik sesuai dengan jenis makanan yang kamu inginkan, namun berbeda dengan resume yang kamu lakukan adalah memilih dan mengcopy seluruh konsep desainnya.
Hal ini bisa kamu lakukan jika deadline terlampau mepet. Proses kreatif membutuhkan waktu yang tidak sedikit, dan proses ini membutuhkan kematangan desain, riset perilaku pasar dan review desain yang sangat memakan waktu.
Dengan proses ATM (Amati Tiru Modifikasi) kamu lebih cepat untuk mengeksekusi konsep desain tanpa harus terjebak dengan rutinitas standar proses grafis.
Buat Survey Desain Brosur Makanan
Cara ini mungkin agak unik, namun beberapa orang menerapkannya, konsep utama survei adalah fokus pada pelanggan, premis mayornya adalah bahwa desainer tidak dihadapkan pada ide-ide dasar dari asumsi bahwa brosur haru ini itu, melainkan hard fact bahwa konsumen dari ceruk makanan ini ingin merasakan makanan dengan cara A dan rasa B.
Hard fact ini diperlukan agar desain sesuai dengan keinginan konsumen, istilahnya “what you see what you get”, bahwa asumsi dan keinginan pembaca termanifestasi oleh brosur dan dieksekusi oleh resto maupun produsen makanan.
Berkunjung ke Restoran/Warung Makanan
Salah satu contoh terbaik juga adalah merasakan user experience, yakni dengan berkunjung ke beberapa resto/warung makanan yang sejenis dengan ceruk yang kamu olah, agar kamu dapat merasakan ambience, indera, dan pelayanannya.
Hampir rata-rata resto/cafe mempunyai list brosur sebagai bahan promosi maupun info makanan yang ada, dari pengalaman ini kamu bisa rangkum kelebihan dan kekurangan masing-masing tempat dan kamu sesuaikan dengan desain brosur yang kamu akan buat.
Diskusi Dengan Pelaku Industri
Diskusi dengan pelaku industri terkait diperlukan agar kamu mendapatkan insight baru, bagaimana makanan dikelola dan mekanisme penyajian yang terbaik, dengan insight ini kamu lebih mudah untuk mendesain brosur, karena pengalaman mereka berharga sesuai dengan real case.
Brosur yang kamu olah akan terlihat lebih sesuai dengan benak konsumen karena brosur tersebut berdasarkan real case masalah dan solusi yang dipecahkan oleh pelaku industri.
Buat Photogenic Makanan
Hal ini dibutuhkan agar tampilan makanan kamu terlihat fresh dan menggiurkan ketika dipandang, profesional fotografer diperlukan untuk membuat foto terlihat lebih menarik dan segar.
Beberapa ulasan menyatakan bahwa foto berperan sangat vital untuk membantu otak berkontraksi dengan cara, foto yang memukau dapat mempengaruhi benak pembaca bahwa mereka seolah-olah merasakan meski tidak tersentuh.
Foto yang memukau harus dilakukan dari beberapa angle untuk menemukan sudut terbaik, jika sudah dipilih maka selanjutnya adalah mengolah ke software grafis untuk di refining gambar tersebut dengan baik.
Pilih Font yang Sesuai
Meski terkadang dianggap sepele oleh beberapa desainer, namun menurut kami pemilihan font merupakan esensial untuk membentuk karakter pada desain.
Jenis karakter pada font tidak bisa di dapatkan oleh image, layout maupun line art. Font bisa mempersepsikan karakter kuat, gemulai, cepat, seksama maupun profesional.
Untuk brosur makanan pilihlah jenis-jenis font serif seperti futura untuk body text, atau gunakan font neue maupun helvetica untuk menunjukan karakter pedas/kuat pada jenis makanan tertentu, gunakan font kait untuk makanan-makanan yang cenderung manis.
Pilih Layout Yang Sesuai
Layout merupakan perangkat akhir pada suatu desain, pemilihan layout yang buruk akan merusak keseluruhan bentuk desain.
pilihlah picture window layout untuk menunjukan keseluruhan image makanan & gunakan font-font eligible untuk menunjukan profesionalitas cara buatnya.
Susun Elemen Desain Dengan Baik
Jika layout merupakan perangkat gambar keseluruhan elemen desain, maka penyusunan elemen desain seperti image, line, font, vector, space harus dipadukan dengan apik agar desain menyatu secara keseluruhan.
Tips untuk menyusun elemen desain adalah menentukan titik kontras. Titik kontras dapat berupa font yang kuat berbanding lemah, warna yang tajam berbanding warna kalem, susunan gambar yang didahulukan ketimbang gambar pendukung.
Perhatian titik kontras akan membuat personifikasi pada desain untuk mendahulukan mana dan memundurkan yang mana sehingga satu sama lain tidak kejar-kejaran.
Test Ride di Software Grafis
Jika semua sudah ide sudah selesai dibangun, di oret-oret di kertas dan disatukan maka langkah selanjutnya adalah mentes ide tersebut ke pengolah software, baik software yang berbasis image maupun vector.
Test Ride ini diperlukan untuk mengatasi gap antara ide, draft dan hasil akhir. Pengetahuan akan penggunaan software yang mendalam dan variasi & kegunaan antara software membantu untuk menghasilkan kualitas desain standout